GfM5GpMpBUGiTUMoGfWoGUW0BY==

Headline:

BREAK SEASON: YANG MENYATUKAN NADA DAN TENDANGAN

KELOMPOKBERAT.COM - Ada yang beda di malam Sabtu, 5 Juli 2025 kemarin. Di bawah jembatan Sei Alalak yang biasanya tenang, malam itu terasa hidup bukan karena lalu lintas, tapi karena suara tawa, musik, dan semangat para pecinta bola yang ngumpul bareng di satu tempat, langit di atas Jembatan Sei Alalak terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan cuma karena cuaca, tapi karena suasana yang terbangun dari semangat orang-orang yang datang bukan untuk menonton pertandingan atau konser biasa melainkan untuk hadir di Festiball.0511: Break Season. Sebuah event kolektif yang menyatukan dua hal yang jarang disatukan dalam satu panggung musik dan sepak bola.

Festiball.0511 merupakan event kolektif dari beberapa orang pecinta musik dan sepak bola. Festiball juga merupakan sebuah wadah bagi seluruh kalangan masyarakat untuk merayakan atau selebrasi yang tidak hanya dilakukan dalam stadion sepak bola, namun juga bisa dirayakan dalam kegiatan kolektif. Beranjak keluar dari kegiatan nonton bola di stadion, festiball pun terbentuk dari keresahan beberapa suporter yang banyak menciptakan karya berupa lagu untuk klub kebanggaan, dengan karya yang ada tentunya hal tersebut harus diperkenalkan ke khalayak yang lebih luas, tidak hanya sebatas pagar tribun stadion.
Diselenggarakan di KickOff Coffee, sebuah kedai yang nyaman di pinggir sungai Alalak tepat di bawah jembatan, Break Season menghadirkan atmosfer yang susah ditandingi terbuka, hangat, dan penuh semangat komunitas. Dari jam 8 malam sampai jam 10 malam WITA, tempat ini berubah jadi ruang lintas semesta. Tempat di mana suporter dan musisi bisa duduk semeja, ngeteh bareng, dan ngobrol tentang banyak hal dari strategi tim favorit, hingga lagu yang baru dirilis.

ANTARA BOLA, NADA DAN RASA BERKUMPUL

Break Season bukan cuma soal hiburan. Ia adalah ruang. Ruang untuk bertemu, berkenalan, dan merayakan kebersamaan. Acara ini jadi wadah silaturahmi antar individu dan kelompok suporter, juga pecinta musik dari berbagai penjuru Banua. Di tengah dunia yang makin cepat dan terpisah, momen semacam ini jadi semacam jeda semacam napas kolektif.

Dan tentu, musik jadi jantungnya. Acoustic Corner malam itu dimeriahkan oleh dua penampil yang tak asing bagi penikmat musik lokal South Gate dan Corteo. Mereka menyulap ruang sederhana menjadi hangat, membawa lagu-lagu yang tak hanya enak didengar, tapi juga membekas. Nada-nada akustik yang mereka bawa terasa pas tidak terlalu riuh, tapi cukup kuat untuk mengikat emosi para penonton yang hadir.

Sementara itu, tunes by Renal menyambung malam dengan irama yang bikin kepala manggut pelan semacam pengingat bahwa malam belum selesai. Nada-nada Renal merangkai suasana menjadi rileks, tapi tetap bergerak. Santai, tapi tetap hidup.

LEBIH DARI SEKEDAR EVENT

Yang bikin Break Season istimewa bukan hanya lineup-nya. Tapi karena ia terasa “punya kita bersama.” Bukan event yang membatasi siapa yang boleh datang atau merasa cocok. Tapi justru membuka ruang bagi semua orang yang ingin hadir dan merasa punya tempat.

Suporter bola dari berbagai klub lokal bercampur dengan anak-anak skena musik. Yang biasanya cuma bersua lewat komentar Instagram, malam itu bisa tos langsung. Nggak ada sekat. Nggak ada batas. Hanya obrolan, tawa, dan musik yang mengalun jadi latar.

Suasana yang diberikan juga bukan sekadar formal atau terorganisir dengan kaku. Justru sebaliknya santai, terbuka, dan penuh semangat. Seolah menyambut siapa pun yang mungkin sedang jenuh, ingin pulih, atau sekadar butuh tempat untuk merasa nyambung dengan orang lain.

BANUA DAN POTENSI KOLEKTIFNYA

Break Season juga jadi bukti bahwa Banua punya potensi besar dalam membangun ruang-ruang alternatif yang bermakna. Bahwa kita nggak harus menunggu event besar atau sponsor korporat untuk bisa membuat sesuatu yang berdampak. Kadang, yang kita butuhkan cuma tempat nyaman, komunitas yang peduli, dan keberanian untuk mulai.
Dan malam itu, di bawah jembatan Sei Alalak, semua itu terjadi.
Break Season mungkin hanya berlangsung malam itu. Tapi getarnya terasa lebih panjang dari itu. Ia bukan sekadar event tapi pengingat. Bahwa kita bisa bikin ruang, kalau kita saling dukung. Bahwa musik dan sepak bola bisa berjalan berdampingan. Dan bahwa kebersamaan adalah bentuk selebrasi paling indah yang bisa kita ciptakan, bersama-sama.

Foto: Ardine Arya & Rizky Sunar
Daftar Isi

0Komentar

Special Ads
Special Ads
Special Ads
Formulir
Tautan berhasil disalin