
KELOMPOKBERAT.COM - Kalimantan Selatan punya banyak penggiat musik tradisional yang masih eksis hingga saat ini, lho ! Salah satu penggiat yang bakal kita bahas dalam Artikel Ringan kali ini adalah Akaracita .

Berbasis kerja laboratorium dan konservatori esensi instrumen musik tradisional Kalimantan Selatan terkhususnya gamelan Banjar , sekelompok seniman musik multi instrumentalis membentuk Akaracita . Kelompok ini berdomisili dan terus aktif berkegiatan di Banjarbaru , Kalimantan Selatan sejak 2015 .
Awalnya, Akaracita memiliki nama NSAPM , namun kemudian terjadi perubahan terhitung tanggal 30 Oktober 2021 dimana semua karya musik yang sebelumnya menggunakan nama NSAPM yang telah dibuat beralih menggunakan nama Akaracita, sementara NSAPM ditujukan sebagai produser dan pengelola karya-karya mereka.

Akaracita memiliki delapan personel tetap yang punya spesialisasi masing-masing, yakni Novyandi Saputra sebagai komponis dan pemain dawu, Khalifatun Rida sebagai pemain sarantam, Robi Iskandar dan Surya Maudan sebagai pemain saron dan perkusi, M. Feriadhi sebagai pemain gitar elektrik dan akustik, Sri Masrifahnur sebagai pemain suling, serta Salma Saphira dan Yoan Aisyah mengisi bagian vokal.
Mengarungi sepak terjal di dunia seni selama kurang lebih 7 tahun belakangan, Akaracita menyajikan musik post-cultural dengan berbagai instrumen musik tradisional maupun modern seperti gitar, gamelan, dawu, sarantam, sarun dan suling.
Instrumen gamelan tradisional Banjar digunakan Akaracita sebagai upaya mengenalkan dan menempatkan gamelan Banjar dalam sebuah ruang eksplorasi baru pada lingkup masyarakat yang lebih luas.


Banyak event besar yang telah diikuti Akaracita sepanjang perbaikan, seperti Festival Payung Indonesia , Solo International Performing Arts , Malay Festival-Malay Heritage Centre Singapore , Indonesia World Music Series , Bukan Musik Biasa , Tahura Music Festival , Barabai Jazz Music Festival dan beberapa festival lainnya.



Beberapa karya yang telah dirilis Akaracita diantaranya Discourse Of Musical Banjar (2016), Tiada Kuriding Yang Lain feat Julak Larau (2017) , KALA “Musik Baru untuk Gamalan” (2019) , dan Derana (2021) .

Melalui wawancara eksklusif dengan salah satu personel Akaracita , Novyandi Saputra atau yang akrab disapa mas Nopri, kami banyak bercengkrama seputar Akaracita .
Saat ditanya kendala apa yang dirasakan Akaracita selama berkarir di Kalimantan Selatan, ia menuturkan keresahan akan kendala yang ia rasakan dan kawan-kawan lainnya rasakan.

"Kendala berkarir di bidang ini jelas tidak banyak ruang yang bisa menampung musik seperti yang dibawakan oleh Akaracita . Kendala lainnya ialah belum dipandangnya jenis musik lokal menggunakan gamelan Banjar sebagai musik konvensional, padahal menurutku musik tradisonal punya gagasan yang sarat lokal."

Ia turut pula mengungkapkan apresiasi dan rasa syukurnya akan perjalanan Akaracita selama ini.
"Di luar kendala tersebut, kita justru lebih bersyukur. Ketika kita tampil di " luar" , Akaracita dengan ciri khas gamelan Banjar justru tersadar sebagai sesuatu yang berbeda dan istimewa. Karena pembaruannya, format instrumentasinya, komposisinya."
Kedepannya, ia berharap Akaracita akan terus mengepakkan sayap lebih luas lagi dalam berkarya sebanyak-banyaknya, dengan tetap anggotasamai gamelan banjar sebagai ciri khas mereka. K ita nantikan prestasi juga masterpiece selanjutnya dari Akaracita !
------------------------------
Pengarang : Muhammad Taqyuddin Zuwardi
Editor : Hikmah
Foto oleh : Akaracita & NSAPM
0Komentar